Penelitian terkait kadar karbon dioksida ini dipimpin oleh Dr James Hansen dengan memaparkan fakta berdasarkan catatan paleoclimate atau catatan dari paleoklimatologi, ilmu yang mempelajari perubahan iklim. Dari catatan tersebut terungkap bahwa tingkat karbon dioksida yang terkandung di udara sudah mencapai 385 ppm dan diprediksikan akan terus meningkat sebanyak 2 ppm tiap tahunnya.
Level setinggi itu sudah dinilai membahayakan karena bisa mengakibatkan perubahan iklim yang membahayakan warga bumi, seperti kekurangan bahan makanan, intensitas badai yang meningkat, langkanya batu karang di lautan, serta langkanya pegunungan gletser yang selama ini menjadi persediaan air bagi jutaan orang.
"Sekali mereka semua menghilang, maka akan menghilang pula persediaan air bagi banyak orang yang bergantung hidup pada sungai-sungai yang bermuara di pegunungan Himalaya, Andes, dan Rocky. Bisa dipastikan akan banyak yang menderita kekeringan pada musim panas dan gugur," terang Hansen seperti diberitakan di CNN, Senin (24/11/2008).
Karena sudah terlalu parahnya, Hansen berani mengklaim bahwa tindakan stabilisasi kadar emisi CO2 sudah tak mampu lagi memperbaiki keadaan juga untuk menghindar dari bencana terkait perubahan iklim.
"Umat manusia harus bisa benar-benar menurunkan level gas rumah hijau untuk terhindar dari hal-hak buruk," tukas Hansen.
Agar benar-benar tercapai langkah pencegahan yang bisa menjauhkan umat manusia dari kehancuran, Hansen menyarankan untuk setahap demi setahap mengurangi penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar batubara sebelum tahun 2030, juga menurunkan penggunaan bahan bakar fosil. Selain itu, tindakan reboisasi di lahan landai serta pemakaian pupuk alami, bisa menjadi cara untuk menurunkan kadar CO2 sekitar 50 ppm dalam beberapa dekade.
"Sebaiknya manusia sesegera mungkin melakukan sesuatu untuk menurunkan emisi karbon dioksida dan secepatnya mengembalikan kadar gas tersebut ke level 350 ppm. Jika tidak, saya meragukan lempengan es akan bisa bertahan ditempa banyak tekanan kuat," terang Hansen sekaligus menutup penjelasan.
Sebagai informasi, hasil penelitian Hansen tentang kenaikan kadar CO2 sudah diterbitkan pada edisi terbaru
Open Atmosphere Science Journal dengan judul 'Target Atmospheric CO2: Where Should Humanity Aim?'.
(rmd/okz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar