Hamoud al-Massri, Mesir, mengatakan bahwa setelah haji tahun ini, dia akan membaca lebih lanjut tentang orang-orang dari berbagai budaya.
Studi menunjukkan, kaum Muslim yang melakukan haji "kembali dengan pandangan lebih positif kepada orang lain dari berbagai negara".
"Orang-orang menjadi lebih ortodoks namun lebih toleran," ujar salah satu dari peneliti, Asim Ijaz Khwaja dari Harvard University.
Habib Allah, warga Pakistan berumur 24 tahun yang tidak pernah meninggalkan negerinya sebelum berhaji tahun ini mengatakan, dia merasa sudah melihat "dunia utuh" di Mekah, Arab Saudi.
Saya merasa seperti saudara-saudara kita semua," ujarnya. "Saya belum pernah berpikir sebelumnya tentang ini. Haji telah meerubah pikiran saya tentang Muslim lainnya dari negara-negara lain. Haji telah menyatukan kami sebagai Muslim dan sebagai saudara dengan yang lain."
"Setelah saya melaksanakan Haji, saya merasa bahwa dunia sangat kecil dan kami semua saling berbagi tempat ... “ Kami semua harus hidup dalam damai satu sama lain, apakah dengan Muslim atau non-Muslim," katanya
Hamoud al-Massri, seorang guru berumur 29 tahun dari Kairo, Mesir, mengungkapkan pikiran tentangnya perjalanan Hajinya tahun ini.
"Haji mengajarkanku bahwa pada akhir kita semua adalah manusia yang memerlukan satu sama lain. Mulai sekarang saya akan membaca lebih banyak tentang budaya lain dan tidak hanya budaya Islam," ujar al-Massri.
Penelitian bertajuk "Analisa Dampak Ziarah Hajj ke Mekah," dilakukan oleh David Clingingsmith, Asim Ijaz Khwaja dan Michael Kremer, yang diterbitkan 23 April 2008. [cnn/cha/www.hidayatullah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar