Hidayatullah.com--Jilbab kini menjadi tren baru yang marak digemari dalam dunia fesyen barat. Banyak disainer kondang dan industri terbesar di barat mulai melirik tren yang lagi naik daun ini. Mereka merancang berbagai mode kerudung dan kerudung yang bisa menjadi jilbab untuk orang Islam.
"Kami ingin menghidupkan pemakaian kerudung. Kami ingin memberikan kehidupan baru dan memperkenalkannya kepada generasi lebih muda," ujar Domenico Dolce, salah satu pendiri rumah mode Italia Dolce dan Gabana.
Rumah mode terkenal D&G dan nama besar lain di industri mode seperti Paul Smith, Vera Wang dan Jean Paul Gaultier, kini memimpin mode baru ini dengan desain-desain mereka.
Di atas catwalk untuk musim gugur/dingin, banyak industri mode menawarkan gaun yang dilengkapi kerudung.
"Tujuan kami adalah memberikan mode yang modern dan menarik," ujar Dolce. Tren ini ternyata banyak memikat para pengunjung.
Hermhs, rumah mode kelas atas di Perancis, mengeluarkan berbagai disain baru untuk kerudung dari sutra. Model kerudung seperti ini laku keras di pasaran.
Menurut Vivienne Alexander, perusahaannya sengaja memasarkan produk mode untuk kaum muda. Seiring peningkatan permintaan pasar, para disainer mulai memproduksi berbagai macam penutup kepala dalam koleksi mereka.
Para pakar industri mode setuju bahwa tren kerudung yang baru ini adalah produk yang sederhana namun indah dipandang.
Menurut Dennis Nothdruft, kurator London's Fashion and Textile Museum, kebangkitan pemakaian kerudung atau tutup kepala memberikan rasa baru di dunia mode. Menurutnya, tren ini sebenarnya bukanlah hal yang baru.
"Wanita memakai penutup kepala pada jaman pertengahan untuk mempertahankan kesederhanaan mereka," ujarnya.
Lainnya berpendapat bahwa kerudung bisa membuat wanita tampil anggun. Menurut Alexander dari rumah mode Hermhs, sebagian pelanggannya adalah orang Islam yang memakainya sebagai jilbab. Meski kebanyakan pelanggannya adalah wanita non-muslim yang ingin tampil sederhana namun anggun. [iol/www.hidayatullah.co]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar