Hidayatullah.com--Ini mungkin kabar gembira bagi penderita kanker prostat dan mereka yang berisiko terkena penyakit khusus pria tersebut. Sebuah pil yang cukup diminum sekali sehari ditemukan bisa memperkecil kanker prostat, bahkan pada penderita yang tidak lagi bisa ditangani dengan terapi lain.
"Kami yakin obat itu sangat aktif dan tahan lama. Kami juga yakin obat tersebut akan menghasilkan perbedaan," kata dr Johann de Bono, ilmuwan Institut Penelitian Kanker Inggris yang mengadakan penelitian tersebut.
Di Inggris, tiap tahun 10 ribu pria didiagnosis menderita penyakit itu. Selama ini, harapan hidup bagi mereka yang melakukan kemoterapi tidak lebih dari 18 bulan. Kanker prostat memang dikenal sebagai pembunuh kedua bagi pria. Di peringkat pertama, ada kanker paru-paru. Di seluruh dunia, setiap tahun 680 ribu pria didiagnosis menderita penyakit tersebut. Sebanyak 220 ribu di antaranya meninggal.
Studi itu dilakukan terhadap responden yang mengidap sel aktif kanker prostat. Para peneliti yakin bahwa jaringan tumor bisa memproduksi suplai hormon sendiri untuk bertahan. "Obat tersebut mencegah kanker memproduksi hormon yang membuat sel kanker bisa bertahan hidup," tutur Bono.
Obat itu membidik sebuah enzim yang disebut CYP17. Enzim itulah yang memainkan peran kunci dalam pembentukan hormon kanker tersebut. Hasilnya, sekitar 70-80 persen responden memperlihatkan penurunan level PSA (prostate specific antigen). Tumor mereka juga mengecil. "Itu terjadi bahkan pada responden yang kankernya sudah menyebar ke bagian lain tubuh," ucap Bono.
Selama dua setengah tahun pemberian obat yang dinamai Abiraterone itu, responden juga bisa mengendalikan efek samping yang ditimbulkan. Di antaranya, mudah lelah dan berat badan naik.
"Cara kerja obat tersebut tidak hanya menghalangi pembentukan hormon di prostat, tapi juga di bagian tubuh lain, termasuk hormon dalam kanker itu sendiri," lanjut dia. Obat yang dikembangkan oleh Cougar Biotechnology Inc's tersebut kini memasuki percobaan tahap III. Bono berharap, paling lambat pada 2011 obat itu sudah bisa dilempar ke pasaran. Berdasar uji coba klinis tahap I, obat tersebut bisa menunda memburuknya penyakit itu hingga rata-rata 400 hari. [jp/bbc/rtr/www.hidayatullah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar