Hal ini dikemukakan Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Raja Abdul Aziz Dr. Muhamamd bin Ibrahim As-Suwayl saat menerima anggota ulama-ulama besar Arab Saudi yang dipimpin Syaikh Abdul Maqsud Khoja di pusat kebanggaan teknologi Arab Saudi itu.
Menurut As-Suwayl, penambahan perlengkapan ini akan meyakinkan dan memudahkan para ulama atau tokoh lainnya dalam melaksanakan tugas agama dalam memantau bulan muda di Arab Saudi. Seperti diketahui, ulama Arab Saudi menolak penggunaan hisab atau astronomi untuk penentuan bulan hijriyah dan dianggapnya sebagai bid`ah. Para ulama Arab Saudi masih bergantung pada sistem rukyat.
Menurut As-Suwayl, pusat ilmu pengetahuan ini nanti akan menjadi kebanggaan Arab Saudi karena mulai menitikberatkan pada pengembangan eneegi matahari, teknologi nano, penyulingan dan penjernihan air laut, obat-obatan, dan perangkat komunikasi. Demikian seperti diberitakan harian Al-Watan edisi Rabo, 31 Desember hari ini. [ihj/www.hidayatullah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar