"Film ini bukan film tentang perpecahan dan konflik, tapi secara menyeluruh akan fokus pada kekayaan nilai-nilai yang selama ini dikenal secara umum bagi semua Muslim, seperti rasa kasih sayang dan toleransi," kata Zoghbi.
Ia juga menegaskan tidak akan memvisualkan sosok Rasulullah dalam filmnya dan ia menyadari sensitiftas serta tantangan dalam pembuatan film ini. Sebelum ini, Zoghbi pernah terlibat dalam pembuatan film yang bertema sama, yaitu film "The Message" yang diproduksi tahun 1976.
Film "The Message" sempat memicu kontroversi karena pemeran utamanya, Anthony Quinn diisukan memerankan tokoh Rasulullah. Isu itu tidak terbukti, karena tokoh Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tidak ditampilkan sosoknya secara utuh menghadap kamera, tapi hanya dipedengarkan suara dialognya saja.
Produser film "The Messenger of Peace" Ramsey Thomas mengatakan, film ini akan menjadi film kedua yang dibuat oleh Barat, dengan menggunakan bahasa Inggris, yang menampilkan potret kehidupan di awal dakwah Islam. "Di abad 21, ada kebutuhan akan sebuah film yang secara emosional bisa membuat para penontonnya mengingat kembali pada perjalanan lahirnya agama Islam," kata Thomas yang juga merangkap sebagai penulis skenario.
Hal serupa diungkapkan oleh produser eksekutif "The Messenger of Peace" Haji Subhia Abu Alheja. Ia mengatakan, selama lebih dari tiga dekade, hanya film "The Message" satu-satunya film Hollywood yang mengisahkan tentang lahirnya agama Islam.
Lebih lanjut, Thomas mengatakan film ini nantinya juga akan disulihsuarakan dengan ke dalam sejumlah bahasa, terutama bahasa Arab. Baik Thomas maupun Abu Elheja meyakini, media massa dan industri sinema bisa membantu menjembatani jurang yang dalam antara dunia Islam dan masyarakat Barat, terutama sejak peristiwa serangan 11 September di AS. (ln/mol/iol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar