.::Selamat Datang di Situs Kami , Semoga Website Kami ini Memberikan Pencerahan kepada Sahabat-Sahabat Mengenai Agama Kita yang Tercinta, Selamat Menikmati Hidangan Kami, dan Mohon Doanya ya Agar wAbsite Kami Tetap Eksis!! Amin::.

Jumat, 29 Agustus 2008

Vaksinasi Mencelakakan Manusia?

Sistem imun manusia hilang karena adanya sistem sekuler yang melanda dunia. Sistem syari'ah sama dengan sistem imun manusia. Satu dirusak yang lain ikut rusak

Hidayatullah. com—"Vaksinasi, masihkah diperlukan?, " demikian tema diskusi Forum Kajian Tokoh Muslimah-Hizbut Tahrir Indonesia, di Gedung Wisma Dharmala Sakti, Jakarta, Rabu, (27/8), siang.


Untuk menjawab pertanyaan di atas, para panelis memaparkan data-data ilmiah seputar sistem imunitas manusia, latar belakang dan dampak vaksinasi, serta solusi yang ditawarkan Islam bagi kesehatan.


Diskusi menghadirkan dua pembicara, Dr. Rini Syafri, M.Si dari DPP HTI dan dr. Flora Ekasari, Sp.P, praktisi kesehatan dari RS Pusat Angkatan Udara.


Dalam kesimpulannya, Dr. Rini Syafri mengatakan, sistem imun (daya tahan tubuh) manusia hilang karena adanya sistem sekuler yang melanda dunia.


Rini melanjutkan, vaksin terinspirasi dari pembentukan imunitas spesifik secara alami berdasarkan manfaat sesaat. "Akhirnya penganut ideologi sekuler menjatuhkan pilihan pada vaksin untuk meningkatkan imunitas," ujar Rini.


Alih-alih membuahkan imunitas, lanjut Rini, vaksinasi malah mencelakakan manusia. Hal inilah yang mendorong Amerika Serikat mendirikan The Vaccine Adverse Events Reporting System (VAERS), yang mencatat berbagai reaksi buruk yang disebabkan oleh berbagai program vaksinasi. Di antaranya vaksinasi DPT (Difetri, Pertusis, Tetanus), Hib (Haemophilus Influenzae tipe B), MMR (Measles, Mumps, Rubella), dan OPV (Oral Polio Vaccine). Menurut laporan VAERS, dari tahun 1999-2002 tercatat 244.424 kasus, dengan 2.866 kasus kematian.


Begitu seriusnya, sehingga Kongres AS memberlakukan Undang-Undang Kompensasi Cedera Vaksin Anak-anak Nasional pada tahun 1986 dan mewajibkan pencatatan kejadian buruk. Bahkan kesadaran masyarakat di AS dan beberapa negara eropa seperti Prancis, Kanada, Inggris, dan Belanda telah membatalkan beberapa program vaksinasi.


Berbagai efek negatif ini, kata Rini, ditimbulkan sejumlah bahan berbahaya yang terdapat dalam vaksin seperti mikroorganisme (bakteri atau virus) yang dilemahkan atau dimatikan, logam berat (thimerosal), dan alumunium hidroksida.


Rini melanjutkan, potensi bahaya vaksin juga terjadi dikarenakan proses pemberiannya. Sebab, berbagai bahan asing itu dipaksakan masuk ke dalam tubuh atau tidak alami. Bersamaan dengan cara masuk yang tak lazim itu, masuk pula berbagai benda yang sesungguhnya berbahaya bagi tubuh.


Namun, kata Rini, berbagai catatan kelam seputar program vaksinasi seolah lenyap. "Terhimpit oleh jurnal-jurnal ilmiah dan laporan WHO (badan kesehatan dunia) yang datang membawa segudang data malaikat.


"Orang menjadi tidak mendapat kesempatan untuk bertanya: benarkan semua data tersebut? Benarkah tidak ada kepentingan perusahaan vaksin di dalamnya?" katanya


Solusi


Sebagai jalan keluar, pemateri menawarkan beberapa poin solusi: pertama, ketakwaan. Sistem sekuler meniadakan aspek spiritualitas (ruhani). Sedang Islam menjadikan ruhani atau sifat takwa sebagai pilar kehidupan.


Ketakwaan sebagai sumber energi untuk mengelola emosi positif. Ketakwaan ini dimanifestasikan dengan mentaati syari'at Allah SWT. Di antaranya dengan makan makanan yang halal dan baik.


Kedua, perilaku seks sehat. Perilaku seks bebas terbukti telah menjadi faktor lahirnya berbagai penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, HPV, Gonohore, dsb. Sedang, demi maslahat manusia, Islam telah melarang aktivitas seks bebas (zina), dan perilaku seks menyipang seperti homoseksual.


Ketiga
, hidup bersih dan lingkungn sehat; Beraktivitas sesuai kapasitas dan jam biologi tubuh; Pengelolaan sumber daya alam bebas polutan dan menjaga kelestarian alam; serta Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok oleh negara. [sur/www.hidayatullah. com]

Senin, 18 Agustus 2008

Himbauan Menikah Lebih Dini di Singapura

Pemerintah Singapura menganjurkan pemuda di negerinya menikah lebih dini agar menambah keturunan dan populasi di Singapura

Hidayatullah.com--Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menganjurkan pemuda di negerinya menikah lebih dini. Sasarannya, pasangan-pasangan yang sudah menikah bisa secepatnya punya keturunan dan menambah populasi Singapura.


Menurut Lee, anjuran itu dianggap perlu karena angka kelahiran di negaranya sangat rendah, hanya 1,29 anak per wanita. Padahal, untuk bisa mempertahankan jumlah 4,6 juta warga, angka kelahiran yang dibutuhkan adalah 2,1.


Dia menunjukkan keprihatinan atas masyarakat Tionghoa di Singapura. Sebab, angka kelahiran di komunitas itu hanya 1,14, terendah jika dibandingkan dengan etnis lain yang ada.


Lee menduga, kondisi tersebut muncul karena ambisi warganya mengejar karir. Akibatnya, banyak wanita menunda pernikahan demi cita-cita. Sebaliknya, banyak pria Singapura berpikir lebih tradisional.


"Seharusnya, antara karir dan pernikahan bisa berjalan seimbang," ujar Lee seraya mengimbau para wanita untuk menikah dan melahirkan selagi usia mereka masih muda. "Bila menunggu hingga berhasil dalam karir, Anda bisa saja melewati usia ideal untuk melahirkan," jelasnya.


Lee mengingatkan para suami agar mengubah cara berpikir. Pada zaman dulu, para pria memang lebih berkuasa dalam rumah tangga. Tapi, hal tersebut tidak berlaku saat ini. "Kini, wanita lebih menuntut kesetaraan," imbuh bapak empat anak itu. [ap/soe/www.hidayatullah.com]

Pelajar NU Dukung Pelarangan Merokok

Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mendukung upaya pelarangan rokok. Padahal sebelumnya, sebagian kalangan pesantren menolak

Hidayatullah.com—
Dukungan pelajar Nahdlatul Ulama ini secara resmi disampaikan Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) sebagaimana dikutip situs resmi NU online.


IPNU juga mendukung usulan agar ada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang larangan merokok untuk anak-anak dan remaja.


“Kalau mengenai apakah sampai pada fatwa haram atau bagaimana, itu silakan saja dikaji sesuai hukum Islam. Tapi, bahwa semangat antirokok, khususnya bagi anak-anak dan remaja, harus didukung,” ungkap Ketua Umum PP IPNU Idy Muzayyad.


Menurut Idy, kebiasaan merokok pada dasarnya merupakan hal sangat tidak dianjurkan, karena jelas-jelas membahayakan kesehatan. Apalagi bagi anak-anak dan remaja, merokok sungguh dapat mengganggu perkembangan mental dan penempatan kepribadian menuju generasi yang tangguh.


Idy sangat menyayangkan jumlah perokok dari kalangan remaja dan pelajar yang lumayan besar. Saat ini banyak siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas yang merokok tanpa merasa berdosa dan bersalah sama sekali. Padahal, secara sosial, moral, finansial dan kesehatan, kebiasaan itu lebih banyak nilai negatifnya.


Khusus di lingkungan sekolah, lanjut Idy, guru harus memberikan contoh yang baik untuk sama sekali tidak ada yang merokok pada saat jam mengajar. “Karena akan sangat susah memberitahu anak sekolah untuk tidak merokok, bila para gurunya memberikan contoh yang tidak baik,” jelasnya.


Sebelum ini, sebagian pondok pesantren di Jawa Timur menolak usulan pengeluaran fatwa pengharaman merokok. Harap diketahui, beberapa pesantren di Indonesia sudah sangat akrab dengan tradisi merokok. [cha/nuid/www.hidayatullah.com

Minggu, 10 Agustus 2008

Rezim SBY-JK Tidak Peduli dengan TKI, Laporan dari HK

Nasib Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang merupakan salah satu penyumbang devisa bagi RI ternyata sampai hari ini masih saja diperlakukan bagaikan sapi perah oleh pejabat pemerintahan ini. Berikut pers rilis dari TKI di Hongkong yang terus berjuang memperbaiki nasibnya di tengah ketidakpedulian pemerintah SBY-JK:

"Mengapa pemerintah Indonesia tidak pernah memikirkan kesejahteraan kita, setelah kita dipaksa untuk meninggalkan keluarga dan kampung halaman karena tidak adanya lapangan pekerjaan di Indonesia, kita juga masih diperas dengan biaya penempatan yang sangat mahal"


Statement tersebut dilontarkan Eni Lestari, koordinator PILAR, dihadapan sekitar 300 massa buruh migran Indonesia (BMI) yang menggelar aksi di depan kantor konsulat RI untuk Hong Kong, Minggu 10/08 2008.


Aksi yang digelar Persatuan BMI Tolak Overcharging (PILAR) ini, sebagai respon terhadap dikeluarkannya SK Dirjen Binapenta No. 186/2008 tentang biaya penempatan untuk BMI tujuan Hong, yaitu sebesar Rp 15.550.000 plus US$15 pada tanggal 10 Juli 2008.


"BMI Hong Kong telah berkali-kali melakukan protes terhadap komponen biaya penempatan yang sangat memberatkan BMI, lebih jauh BMI juga telah menghitung, seharusnya biaya penempatan maksimum hanya satu bulan gaji atau sebesar Rp 3.900.000, tapi kenapa hanya usulan PJTKI yang selalu di setujui pemerintah, " tandas Eni.


Eni juga menambahkan, "Pemerintah tidak pernah besungguh-sungguh melindungi warganya yang menjadi BMI, dalam perundang-undangan sudah jelas diatur biaya penempatan harus diatur oleh Menteri, lantas kenapa Dirjen Binapenta mengeluarkan keputusan biaya penempatan yang bukan wewenangnya."


Selain persoalan biaya penempatan, aksi yang digelar PILAR ini juga ditujukan sebagai bentuk protes terhadap Konsulat RI di Hong Kong, yang tidak melakukan tindakan apapun disaat ratusan ribu BMI terancam di PHK akibat peraturan baru pemerintah Hong Kong.


Efektif mulai 1 Agustus 2008, pemerintah Hong Kong menghapuskan sementara pajak sebesar HK$400 perbulan terhadap majikan yang memperkerjakan pembantu rumah asing, namun penghapusan tersebut hanya berlaku bagi pembantu asing yang memiliki visa setelah 1 agustus 2008, akibat kebijakan tersebut, banyak majikan yang berbondong-bondong mem-PHK pembantunya dan mencari pembantu baru untuk dapat menikmati bebas pajak.


Namun setelah mendapatkan protes keras dari buruh migran, akhirnya pemerintah Hong Kong juga memberikan kelonggaran bagi pembantu asing yang ingin mempercepat pembaharuan kontrak, dengan tidak perlu keluar Hong Kong dan proses pembaharuan Visa kerja dapat dilakukan satu hari bila dokumen lengkap.


Namun, kelonggaran peraturan yang diberikan pemerintah Hong Kong, tidak ditanggapi seragam oleh konsulat RI di Hong Kong yang dipimpin oleh Ferry Adamhar, walaupun terdapat lebih dari 100.000 BMI yang akan memperbaharui visa kerja pada waktu yang relatif bersamaan, namun pemerintah Indonesia tidak mau perduli, mereka bahkan memberikan kesempatan kepada agensi untuk mengeruk keuntungan lebih besar, melalui jasa pembaharuan visa kerja, karena BMI tidak diperbolehkan oleh konsulat Indonesia untuk mengurus visa kerja secara mandiri.


"Sangat tidak masuk akal, bagi BMI yang ingin memperbaharui kontrak secara mandiri, BMI diwajibkan memenuhi 13 syarat yang sangat tidak masuk akal, namun bila BMI mengurus melalui agensi, 13 syarat tersebut menjadi hilang, ini bukti pemerintah memang sengaja membuat BMI sengsara, dan agen berpesta-pora, " ungkap Eni.


Eni menambahkan, "Mengingat ratusan ribu BMI di Hong Kong terancam di-PHK, dan disaat yang sama agensi mulai menggunakan kesempatan ini untuk mengeruk keuntungan yang besar, KJRI harus segera melakukan tindakan yang nyata untuk melindungi BMI, BMI akan merasa terbantu bila KJRI bisa mengesahkan dokumen visa kerja BMI tanpa 13 syarat yang tidak masuk akal itu, dan juga perlindungan dari keserakahan agen."


Patut dikjetahui, aksi PILAR ini juag mendapatkan solidaritas dari organisasi buruh migrant Filipina dan Thailand.

(Pers Rilis ini dikirim oleh Persatuan BMI Tolak Overcharging--PILAR)

c/o APMM, G/F No2, Jordan Road, Kowloon, HKSAR

Jumat, 08 Agustus 2008

Iran Tawarkan Universitas Al-Azhar, Mesir Buka Cabangnya di Tehran

Meski belakangan ini hubungan Mesir dan Iran sedikit dilanda ketegangan, Iran secara resmi meminta pihak Universitas Al-Azhar di Kairo, untuk membuka cabangnya di Teheran, ibukota Iran. Tawaran ini memicu perdebatan di Mesir, yang mencurigai Iran sedang berupaya mengambil hati dunia Arab agar mendukung Iran dalam pertikaian nuklirnya dengan Barat.

Juru Bicara Iran di Kairo Karim Azizi mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan tawaran itu secara resmi tapi belum direspon oleh Al-Azhar. Menurutnya, Iran menyodorkan tawaran tersebut karena ingin memperkuat hubungan dengan Mesir dan menggalang persatuan dengan aliran-aliran yang berbeda dalam Islam terutama Sunni dan Syiah.


Hubungan Iran-Mesir belakangan ini menegang, gara-gara Iran membuat dan menayangkan film berjudul "Assassination of a Pharaoh" di salah satu televisi Iran. Film itu membuat Mesir marah, karena dalam film tersebut mantan presiden Mesir Anwar Sadat dideskripsikan sebagai pengkhianat. Sementara orang yang membunuh Sadat dipuji sebagai martir.


Mesir sampai memanggil Duta Besar Iran di Kairo, menutup kantor perwakilan televisi Iran dan membatalkan pertandingan sepakbola persahabatan yang sedianya digelar Juli kemarin. Iran secara resmi sudah menyampaikan bahwa film tersebut tidak mewakili posisi negara Iran dan menegaskan bahwa Iran ingin menjalin hubungan yang lebih erat dengan Mesir berdasarkan persahabatan dan persaudaraan.


Hubungan Iran-Mesir pernah merenggang sejak tahun 1980-an setelah pemerintahan Revolusi Islam Iran memprotes sikap Mesir yang mau mengakui eksistensi rezim Zionis Israel, memberikan suaka bagi para pendukung Shah Iran dan mendukung Irak pada masa perang Iran-Irak tahun 1980-1988.


Hubungan keduanya menunjukkan gejala membaik, ketika pada bulan Januari kemarin Presiden Mesir Husni Mubarak bertemu dengan Juru Bicara Parlemen Iran, Gholam Ali Hada Adel. Pertemuan itu merupakan pertemuan tingkat tinggi pertama pejabat kedua negara sejak hampir tiga dekade belakangan ini.


Sikap Al-Azhar


Al-Azhar memang belum memberikan respon terhadap tawaran Iran. Namun Ketua Pusat Riset Islam Al-Azhar Syaikh Ali Abdul Baqi mengatakan bahwa tawaran itu bukan tawaran resmi pemerintah Iran tapi atas permintaan Muslim Sunni Iran yang menjadi warga minoritas di Iran. Muslim Sunni Iran jumlahnya sekitar lima juta orang dan tinggal di daerah-daerah perbatasan.


Menurut Baqi, Muslim Suni Iran ingin anak-anak mereka belajar tentang ajaran-ajaran Sunni seperti yang diajarkan di Al-Azhar karena Al-Azhar dikenal moderat dan terbuka. Baqi menolak berkomentar tentang spekulasi bahwa tawaran Iran itu bermotifkan politik. "Kami tidak membaca apa yang ada di hati, kami mendengarkan apa yang diucapkan lidah, " tukas Baqi.


Baqi juga menolak anggapan ada ketegangan antara Sunni dan Syiah dan bahwa Syiah ingin melakukan invasi ke masyarakat Sunni Mesir. "Kami tidak takut dengan Syiah... Tidak ada ketegangan antara Al-Azhar dengan sekte-sekte apapun, " tegas Baqi.


Sudah saatnya memang para pemuka agama kedua aliran memikirkan perlunya menggalang persatuan antara umat Islam, untuk menghadapi musuh bersama umat Islam, yaitu Zionisme Internasional, kemiskinan dan persoalan sosial lainnya yang menjadi sumber lemahnya umat Islam.(ln/al-arby)

Selasa, 05 Agustus 2008

Muslimah Pertama yang Diburu FBI

Seorang Muslimah Pakistan bergelar doktor, masuk daftar buruan FBI. Ia diculik bersama anak-anaknya dan sudah 6 tahun tidak diketahui rimbanya

Hidayatullah.com— Nama Muslimah itu adalah Afiya Asiddiqui. Tak jelas dari institusi mana pelaku penculik. Namun dalam situs resmi FBI masih menayangkan satu-satunya foto wanita ini.


Wanita berkebangsaan Pakistan, ini adalah wanita yang pertama kali menjadi incaran FBI dalam kasus yang oleh Amerika sering dituduh sebagai “terorisme“.


FBI dalam situsnya mengharap agar siapa saja yang memiliki informasi tentang wanita yang lahir pada 1972 ini, segera menghubungi biro FBI luar negeri terdekat yang berkantor di Kedutaan Amerika di tiap-tiap negara.


Disamping dituduh memiliki hubungan dengan Al-Qaidah, wanita yang berumur 36 tahun ini juga dituduh telah membunuh dua agen FBI, ketika terjadi penangkapan.


Tanggal 1 Agustus 2008, Daily Times melansir bahwa PTI (Pakistan Tahrik-e-Inshaf) lembaga tempat Afiya bekerja menuntut agar wanita yang bergelar doktor ini dilepaskan.


Hamidul Haq, pemimpin PTI menyatakan bahwa bahwa agen-agen Pakistan telah menculik Afiya bersama dua anak laki-laki dan seorang anak perempuannya di Karachi pada tanggal 30 Mei 2003.


Beberapa sumber menyatakan bahwa wanita dan ketiga anaknya ini ditahan di pangkalan militer Amerika di Bagram Afghanistan, lalu dibawa ke Amerika untuk diintrogasi.


Kini, sudah 6 tahun berlalu, kondisi wanita Muslimah dan ketiga anaknya ini tidak jelas nasibnya. [al-mafkarah/daily/thwww.hidayatullah.com]

Minggu, 03 Agustus 2008

Minuman Jajanan Anak Sekolah Terkontaminasi Bakteri Patogen

Hidayatullah.com--Hasil riset yang dilakukan di 15 sekolah dasar (SD) di tiga wilayah DKI Jakarta menunjukkan, sebagian besar minuman jajanan anak-anak yang dijajakan di sekitar sekolah terkontaminasi bakteri patogen yang dapat menginfeksi saluran pencernaan.

Menurut hasil penelitian Diana E.Waturangi, Bibiana W.Lay dan Susan Soka dari Fakultas Teknobiologi Universitas Katolik Atmajaya Jakarta yang dipaparkan di Jakarta, Jumat, bakteri patogen pencemar minuman jajanan anak utamanya Eschericia coli, Vibrio cholerae, dan Salmonella typhi.


"Ini cukup membahayakan bagi kesehatan anak," kata Diana mengenai hasil penelitian yang dilakukan tahun 2006-2007 terhadap minuman pekat, minuman cair dan es batu yang dijajakan di 15 SD di Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur itu.


Dijelaskannya, produk jajanan yang terkontaminasi Eschericia coli dapat menyebabkan penyakit gangguan saluran pencernaan, Vibrio cholerae menyebabkan diare dan kolera dan Salmonella typhi dapat menyebabkan penyakit tipus.


"Yang lebih membahayakan, bakteri kontaminan minuman jajanan juga sudah resisten terhadap beberapa jenis antibiotik," kata Diana.


Menurut dia, lebih dari 70 persen Salmonella yang mencemari minuman jajanan anak resisten terhadap antibiotik amphicilin dan streptomicin, lebih dari 50 persen Vibrio resisten terhadap amphicilin dan streptomicin dan lebih dari 50 persen Eschericia resisten terhadap trimetoprim.


Selain resisten, ia melanjutkan, bakteri-bakteri patogen itu menurut hasil penelitian juga mempunyai sifat integron atau mampu menularkan sifat resistennya kepada bakteri yang lain.


"Bahkan beberapa diantaranya berasosiasi dengan integron kelas satu yang memungkinkan penyebaran gen resistensi terhadap antibiotik semakin cepat," kata Diana. [ant/www.hidayatullah.co]

Jumat, 01 Agustus 2008

Teh Hijau Bantu Cegah Penyakit Jantung

Beberapa cangkir teh hijau setiap hari dapat membantu mencegah penyakit jantung, demikian yang dikatakan para peneliti Yunani bulan ini

Hidayatullah.com--
Studi yang dipublikasikan di European Journal of Cardiovascular Prevention and Rehabilitation ini memberikan bukti lanjutan mengenai manfaat kesehatan yang besar dari sebuah masakan berkaitan dengan penurunan resiko pada kanker dan kondisi lainnya.

Studi itu membuktikan bahwa teh hijau meningkatkan aliran darah dan mampu menyegarkan pikiran, kata Charalambos Vlachopoulos, seorang ahli jantung di Athens Medical School, Yunani yang melakukan studi ini.


Beberapa studi terkait yang pernah dilakukan sebelumnya telah membuktikan bahwa teh hitam juga mempunyai manfaat terhadap kesehatan kardiovaskular.


Para peneliti mengatakan mereka meyakini bahwa teh hijau mungkin lebih baik karena memiliki kandungan flavonoid yang lebih banyak – sebagian dari kandungan flavonoid ini hilang selama proses oksidasi pada teh hitam.


Flavonoid juga ditemukan dalam bubuk coklat, tomat, dan anggur.


“Dua cangkir teh hijau sehari mungkin merupakan takaran yang baik bagi manusia,” kata Vlachopoulos. “Ini merupakan studi pertama untuk membuktikan pengaruh teh hijau.”


Para peneliti melakukan tes kepada 14 orang relawan dengan memberikan baik itu teh hijau, kafein cair dan air panas pada tiga kesempatan terpisah kemudian mengukur fungsi sistem saluran sirkulasi dari sel endothelial.


Sel-sel endothelial ini berfungsi mengendurkan arteri dan memperlancar aliran darah.


Pengukuran yang dilakukan selama 30, 90, dan 120 menit setelah makan memperlihatkan suatu manfaat langsung pada mereka yang minum teh hijau, katanya.

Penyakit jantung penyebab kematian di dunia yang paling tinggi. Hal ini disebabkan pengendapan lemak yang mengeras dan menghalangi arteri, tekanan darah tinggi, yang merusak pembuluh darah, serta faktor-faktor lain.


Sementara para peneliti hanya melihat pada pengaruh jangka pendek, Vlachopolous mengatakan timnya belum mempublikasikan studi (mengenai) apakah teh hijau dapat memberi perlindungan yang tahan lama.


“Di dunia barat teh hitam lebih sering dikonsumsi dibanding teh hijau, namun manfaat dari teh hijau mungkin lebih banyak karena nampaknya teh hijau dapat meningkatkan fungsi sirkulasi,” katanya. [rtr/erb/www.hidayatullah.co]

Template by - Abdul Munir - 2008